BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Didalam pembelajaran,
apakah itu pembelajaran konvensional yang berorientasi teacher_centered maupun dalam pembelajaran yang berorientasi student_centered, sesungguhnya peran
guru yaitu unik dan boleh dikatakan tidak tergantikan. jika kita melihat teori
ZPD dari Vygotsky, walaupun model pembelajaran konstruktivis lebih
berorientasi student_centered, guru yang bersandangan fasilitator dalam membantu
siswa, toh tetap dituntut perannya sebagai guru, sebagai orang dewasa yang
karena kompetensinya siap membantu siswa beranjak menuju struktur kognitif yang
lebih kompleks dalam zona perkembangan terdekatnya.
Terkait dengan
sandangan yang mau tidak mau harus diterima guru,di dalam makalah kami ini,
kami akan membahas mengenai Guru propesional yang efektif dan guru yang unggul
(the exellence teacher) dan juga
banayaknya teori yang telah di paparkan oleh para pakar pendidikan.
1.2 Rumusan masalah
1. Bagaimana Peran Guru Sebagai Insan
Multidimensi?
2. Ada Beberapa Karakteristik Guru yang
Unggul?
3. Bagaimana Landasan Pembelajaran?
4. Bagaimana Kondisi Ideal Pembelajaran?
1.3
Tujuan
1.
Untuk mengetahui peran guru sebagai
insan multidimensi.
2.
Untuk mengetahui karakteristik guru
unggul.
3.
Untuk mengetahui Landasan Pembelajaran.
4.
Untuk mengetahui kondisi ideal
pembelajaran.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Peran Guru Sebagai Insan Multidimensi
Sebagai
guru profesional yang efektif dan
unggul, banyak teori yang telah di paparkan oleh para pakar pendidikan. Antara
lain, Gage dan Berliner (1975) melihat ada tiga fungsi utama guru dalam
pembelajaran, yaitu perencanaan (planner) pelaksanaan dan pengelola (organizer) dan penilai (evaluator). pendidikan sebagai media dan wahana transfer
sistem nilai berpendapat bahwa ada lima peran dan fungsi guru, yaitu sebagai konservator (pemelihara) sistem nilai yg
merupakan sumber norma-norma kedewasaan, inovator
(pengembang) sistem nilai ilmu pengetahuan, sebagai transmitor (penerus) sistem nilai tersebut kepada peserta didik, transvormator (penerjemah) sistem nilai
tersebut melalui penjelmaan dalam pribadi dan perilaku, melalui proses
interaksinya dengan peserta didik, serta organisator
(penyelenggaraan) terciptanya proses adukatif yang dapat dipertanggungjawabkan
dalam proses tranformasi sistem nilai.
Semetara
itu Ivor K.Davies (Fajar, 2002) mengunggkapkan ada enam peran dan fungsi guru
yakni:
a. Perancang
adegan (a scene designer) dengan
asumsi suasana pembelajaran adalah sesuatu teater dengan guru sebagai
sutradaranya,.
b. Pembangunan
(a builder) membangun kecakapan dan
keterampilan peserta didik secara utuh.
c. Pembelajar
(a learner) sudah diungkap di depan
bahwa sambil mengajar guru belajar, sehingga siswa adalah seorang co-learner.
d. Penggagas
dan Pelaksana emansipasi (an emancipator)
guru harus secara adil memberikan kesempatan kepada murid untuk mengembangkan
potensinya dengan tidak memandang jenis kelamin, ras,bangsa,suku,agama dan
posisi sosial ekonominya.
e. Pemelihara
dan Pelestari (a conserver) melalaui
pembelajaran guru melakukan pelestarian nilai-nilai leluhur bangsa.
f. Peraih
Titik Puncak (a culminater) guru
merancang pembelajaran dari awal sampai akhir atau (Kulminasi) dari yang
sederhana menuju yang kompleks, selanjutnya bersama siswa meraih titik puncak
berupa kesuksesan pembelajaran.
2.2
Karakteristik Guru Yang Unggul
1.
Guru Sebagai Guru
Mendiik
bukanlaha tugas yang sebenarnya,pendidk dan sesungguhnya harus mampu membawa
orang lain beranjak dari kegelapan menuju suatu perencanaan yang terang
benderang. Inilah sandangan pokok seorang guru. Istilah guru dengan
demikian memiliki konotasi yang agung.
Dalam agama, salah satu fungsi rabb,
Tuhan adalah guru. Sehingga guru sebagai guru sebenarnya merupakan insan kamil,
manusia unggul yang mampu beradaptasi dan melakukan transformasi diri dan
senantiasa bergelut dari suatu perbaikan ke perbaikan yang lain. Dalam istilah
filsafat manusia, manusia yang demikian disebut homo concors,manusia adaptif
transformatif. Selanjutnya guru sebagai pengajar yang unggul membantu para
siswa pembelajaran untuk mengembangkan cara-cara belajarnya sendiri.
Hal
yang penting di sini, guru sebagai seseorang yangy menerangkan (explainer) harus selalu berusaha untuk
meningkatkan keterampilan dan kompetensinya sehingga sesuatu yang tampak sukar
dan kompleks menjadi lebih bermakna bagi siswa karena dia memperoleh pemahaman.
2.
Guru Sebagai Teladan
Guru
adalah model mental yang hidup bagi siswa. Dan juga Guru uswah hasanah (teladan yang baik) ,sedangkan ini memang cukup berat
bagi guru, tetapi tak terlelakan, apalagi pada tingkat pendidikan dasar. Bagi
anak TK dan SD guru merupakan segala galanya. Alhasil sering kali siswa-siswa
pemula tersebut memandang apa saja yang dikatakan gurunya sebagai yang benar,peran
guru yaitu sentral, sehinga sekali guru membuat keslahan,kesalahan semacam ini
akan lama dikenang siswa.
Kualitas
dan kekuatan dari teladan seorang guru berkaitan erat dengan karakter dan
keektivitas guru. Makin efektif seorang guru maka makin tinggi pula potensi dan
kekuatannya sebagai teladan.kualitas semacam ini akan membuatnya terampil di
dalam pembelajaran, sehingga mampu memberi imajinasi, kegairahan,makna bagi
pembelajaran dan pada gilirannya memberikan catuh energi kepada guru sebagai
teladan. Teladan yang efektif akan mampu memberi semanagat dan keberanian
kepada para siswa untuk belajar.
3.
Guru Sebagai Penasehat
Setiap
guru merupakan penasihat. Karena tingkat kedewasaannya serta pengalamannya yang
lebih, lebih banyak “makan asam garam”, maka setiap guru berfungsi sebagai penasehat.
Tempaan pengalaman dalam menyelesaikan berbagai masalah kehidupan membuat guru
sebagai orang dewasa mampu mengembangkan berbagai metode, kiat dan cara untuk
menghadapi dan menyelesaikan tantangan masalah kehidupan. Dan seorang guru
harus mau terbuka dan mau berbagi, tidak merasa risih dan terganggu karna di
jadikan tempat “curhat” oleh para siswanya.
4. Guru
Sebagai Pembimbing
Guru dapat diibaratkan sebagai
pembimbing perjalanan, yang berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya
bertanggungjawab atas kelancaran perjalanan itu. Dalam hal ini, istilah
perjalanan tidak hanya menyangkut fisik tetapi juga perjalanan mental,
emosional, kreatifitas, moral dan spiritual yang lebih dalam dan kompleks.
Sebagai pembimbing perjalanan, guru
memerlukan kompetensi yang tinggi untuk melaksanakan empat hal berikut :
a.
Pertama,
guru harus merencanakan tujuan dan mengidentifikasi kompetensi yang hendak
dicapai.
b.
Kedua, guru
harus melihat keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran, dan yang paling
penting bahwa peserta didik melaksanakan kegiatan belajar itu tidak hanya
secara jasmaniah, tetapi mereka harus terlibat secara psikologis.
c.
Ketiga, guru
harus memaknai kegiatan belajar.
d.
Keempat,
guru harus melaksanakan penilaian.
5. Guru Sebagai Pembaharu (Inovator)
Guru menerjemahkan pengalaman yang
telah lalu ke dalam kehidupan yang bermakna bagi peserta didik. Dalam hal ini,
terdapat jurang yang dalam dan luas antara generasi yang satu dengan yang lain,
demikian halnya pengalaman orang tua memiliki arti lebih banyak daripada nenek
kita. Seorang peserta didik yang belajar sekarang, secara psikologis berada
jauh dari pengalaman manusia yang harus dipahami, dicerna dan diwujudkan dalam
pendidikan. Tugas guru adalah menerjemahkan kebijakan dan pengalaman yang
berharga ini kedalam istilah atau bahasa moderen yang akan diterima oleh
peserta didik. Sebagai jembatan antara generasi tua dan genearasi muda, yang
juga penerjemah pengalaman, guru harus menjadi pribadi yang terdidik.
6. Guru Sebagai Peneliti
Pembelajaran merupakan seni, yang
dalam pelaksanaannya memerlukan penyesuaian-penyesuaian dengan kondisi
lingkungan. Untuk itu diperlukan berbagai penelitian, yang didalamnya
melibatkan guru. Oleh karena itu guru adalah seorang pencari atau peneliti.
Menyadari akan kekurangannya guru berusaha mencari apa yang belum diketahui
untuk meningkatkan kemampuannya dalam melaksanakan tugas. Sebagai orang yang
telah mengenal metodologi tentunya ia tahu pula apa yang harus dikerjakan,
yakni penelitian.
7. Guru Sebagai Kulminator
Guru adalah orang yang mengarahkan
proses belajar secara bertahap dari awal hingga akhir (kulminasi). Dengan
rancangannya peserta didik akan melewati tahap kulminasi, suatu tahap yang
memungkinkan setiap peserta didik bisa mengetahui kemajuan belajarnya. Di sini
peran kulminator terpadu dengan peran sebagai evaluator. Guru sejatinya adalah
seorang pribadi yang harus serba bisa dan serba tahu. Serta mampu
mentransferkan kebisaan dan pengetahuan pada muridnya dengan cara yang sesuai
dengan perkembangan dan potensi anak didik.
Begitu banyak peran yang harus
diemban oleh seorang guru. Peran yang begitu berat dipikul di pundak guru
hendaknya tidak menjadikan calon guru mundur dari tugas mulia tersebut.
Peran-peran tersebut harus menjadi tantangan dan motivasi bagi calon guru. Dia
harus menyadari bahwa di masyarakat harus ada yang menjalani peran guru. Bila
tidak, maka suatu masyarakat tidak akan terbangun dengan utuh. Penuh
ketimpangan dan akhirnya masyarakat tersebut bergerak menuju kehancuran.
2.3 Landasan Pembelajaran
Pembelajaran dikondisikan agar mampu mendorong
kreativitas anak secara keseluruhan,membuat siswa aktif,mencapai tujuan
pembelajaran secara efektif dan berlangsung dalam kondisi menyenangkan. oleh
sebab itu setiap pengajar harus keyakinan bahwa
1.
Belajar adalah sangat penting dan sangat menyenangkan.
2.
Anak patut dihargai dan disayangi sebagai pribadi yang unit
3.
Anak hendaknya menjadi pelajar yang aktif.
4.
Anak perlu merasa nyaman di kelas, dan dirangsang untuk selalu belajar.
5.
Anak harus mempunyai rasa memiliki dan kebanggaan didalam kelas.
6.
Guru mempunyai narasumber (fasilitator,mediator), bukan polisi atau dewa.
7.
Guru memang harus kompeten, tetapi tidak perlu sempurna.
8.
Anak perlu merasa bebas untuk mendiskusikan masalah secara terbuka baik dengan
guru maupun dengan teman sebaya.
9.
Kerja sama bernilai lebih dari pada kompitisi, walau pada akhirnya mereka harus
bertanggung jawab secara pribadi.
10.
Pengalaman belajar hendaknya dekat dan berasal dari pengalaman yang diperoleh dari dunia nyata.
2.4
Kondisi Ideal Pembelajaran
Guru atau yang profesional harus mampu mewujudkan
atau paling tidak mendekati Praktik Pembelajaran yang Ideal. Tujuan agar murid
mampu mewujudkan perilaku pelajar efektif, di antaranya seperti yang di
nyatakan oleh Ian James Mitchell dalam disertasinya yang diujikan di Monash
University, Melbourne berjudul Teaching for Quality Learning sebagai
berikut
1.
Perhatian siswa yang aktif dan berfokus pada pembelajaran.
2.
Berupaya dan menyelesaikan tugas dengan benar.
3.Siswa
mampu menjelaskan hasil belajarnya .
4.
Siswa difasilitasi untuk berani menyatakan guru apa_apa yang belum dipahami
5.
Siswa berani menyatakan ketidaksetujuan.
6.
Siswa dimotivasi untuk berani meminta informasi yang relevan dengan topik
bahasan lebih lanjut
7.
Setelah selesai mengerjakan suatu tugas, siswa terbiasa melakukan cek terhadap
hasil kerja, jika menjumpai kesalahan segera memperbaiki kesalahannya.
8.
Siswa di dorong untuk terbiasa mencari alasan mengapa hasil kerja menjadi
salah.
9.
Dalam mencoba menyelesaikan masalah siswa di biasakan mengambil sebagai contoh
pengalaman pribadi atau kehidupan nyata maupun anekdot.
10.
Siswa dibiasakan bertanya dengan pertanyaan yang mencerminkan keingintahuan.
11.
Siswa dimotivasi untuk mengembangkan isu yang muncul di kelas.
12.
Siswa dibiasakan membentuk atau mengembangkan kaitan antara topik dan subjek
yang berbeda, atau antara kehidaupan nyata dengan tugas-tugas sekolah.
13.
Bila menghadapi jalan buntu, siswa di fasilitasi untuk mengacu hasil kerja
terdahulu sebalum meminta bantuan kepada orang lain (guru, siswa lain).
14.
Doronglah siswa agar mampu berinisiatif mewujudkan sejumlah kegiatan yang
relevan.
15.
Fasilitasi agar siswa terbentuk sebagai priadi yang tabah, tahan uji, tangguh,
tidak mudah menyerah.
16.
Siswa diakomodasi untuk mampu bekerja sama selayaknya (bukan dalam ujian).
17.
Tawarkan pada siswa gagasan alternatif
atau pemahaman baru.
18.
pertimbangkan semua gagasan atau alternatif pemecahan masalah.
19.
lihatlah kemungkinan untuk memperluas pemahaman.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Guru pada
hakikatnya merupakan seorang manusia yang Multidiminsional. Dan Guru juga harus
profesional, Guru yang propesional harus mampu mewujudkan atau paling tidak
mendekati praktik pembelajaran yang Ideal, agar murid mampu mewujudkan prilaku
belajar yang efektif .
3.2
Saran
Setalah
mengkaji Peran Guru Sebagai Insan Multidimensi, kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat kami harapkan demi menyempurnakan makalah ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Suyono & Hariyanto, 2012, belajar dan pembelajaran, Bandung: Remaja Rosdakarya Offset
http://anomsblg.wordpress.com/profesi-kependidikan/peran-guru-dalam-pembelajaran/ diakses pada 27 April 2015.
Komentar
Posting Komentar