1.
Pengertian Pragmatik
Levinson berpendapat bahwa pragmatik
ialah kajian dari hubungan antara bahasa dan konteks yang mendasari penjelasan
pengertian bahasa (Nababan, 1987 : 3) Dari pendapat tersebut terlihat bahwa
pragmatik merupakan salah satu bidang kajian bahasa yang melibatkan unsur-unsur
di luar bahasa (konteks) di dalam pengkajiannya.
Menurut
Maidar Arsyad, pragmatik membaca pengkajian bahasa lebih jauh ke dalam
keterampilan menggunakan bahasa untuk berkomunikasi praktis dalam segala
situasi yang mendasari interaksi kebahasaan antara manusia sebagai anggota
masyarakat (1997 : 3.17). Dari pendapat tersebut terlihat jelas bahwa orientasi
pengkajian pragmatik adalah pada suatu komunikasi praktis, di mana pada tataran
praktis, muncul berbagai faktor diluar bahasa yang turut memberi makna dalam
proses komunikasi tersebut
2.
Sumber Kajian Pragmatik
Pragmatik sebagai ilmu bersumber pada
beberapa ilmu lain yang juga mengkaji bahasa dan faktor-faktor yang berkaitan
dengan penggunaan bahasa ilmu-ilmu itu ialah filsafat bahasa, sosiolinguistik
antropologi, dan linguistik – terutama analisa wacana (discourse analysis)dan toeri deiksis (Nababan, 1987). Dari
filsafat bahasa pragmatik mempelajari tindak tutur (speech act) dan conversational
implicature. Dari sosiolinguistik, pragmatik membicarakan variasi
bahasa, kemampuan komunikatif, dan fungsi bahasa. Dari antropologi pragmatik
mempelajari etika berbahasa, konteks berbahasa, dan faktor non verbal.
3.
Objek Kajian Pragmatik
Pada uraian
sebelumnya telah dikemukakan bahwa pragmatik mengacu pada kajian penggunaan
bahasa yang berdasarkan pada konteks. Bidang kajian yang berkenaan dengan hal
itu – yang kemudian lazim disebut bidang kajian pragmatic adalah deiksis (dexis),
praanggapan (presupposition), tindak tutur (speech act), dan implikatur
percakapan (conversational inplicature).
4.
Perkembangan Pragmatik di Indonesia
Istilah pragmatik secara nyata di
Indonesia muncul pada 1984 ketika diberlakukannya Kurikulum Sekolah Menengah
Atas tahun 1984. Dalam kurikulum ini pragmatik merupakan salah satu pokok
bahasan bidang studi bahasa Indonesia (Depdikbud, 1984).
Beberapa karya mengenai pragmatik
mulai bermunculan. Diawali oleh Tarigan (1986) yang membahas tentang pragmatik
secra umum. Nababan (1987) dan Suyono (1990) juga masih terkesan
„memperkenalkan pragmatik“, sebab belum membahas pragmatik secara rinci dan
luas
5.
Aspek-aspek Pragmatik
a. Penutur dan
lawan tutur
b. Konteks tuturan
c. Tujuan tuturan
d. Tuturan sebagai
bentuk tindakan dan kegiatan tindak
tutur dalam pragmatik. Ucapan dianggap
sebagai suatu
bentuk kegiatan yaitu kegiatan tindak
ujar.
e. Tuturan sebagai
produk tindak verbal.
6.
IMPLIKATUR PERCAKAPAN
Konsep yang paling penting dalam
ilmu pragmatik yang paling menonjolkan pragmatik sebagai suatu cabang ilmu
bahasa adalah implikatur percakapan. Levinson(1983) melihat kegunaan konsep
implikatur terdiri atas empat butir ;
a) Konsep implikatur memungkinkan
penjelasan yang bermakna atas fakta-fakta kebahasaan yang tak terjangkau oleh teori linguistik.
b) Konsep implikatur memberikan suatu
penjelasan yang tegas/implicit
tentang bagaimana mungkinnya apa yang diucapkannya
secara lahiriah berbeda dari apa yang dimaksud
dan bahwa pemakai bahasa itu mengerti pesan
yang dimaksud.
c) Konsep implikatur ini kelihatannya
dapat menyederhanakan
pemerian semantik dari perbedaan hubungan antar klausa, walaupun klausa itu dihubungkan dengan kata struktur yang sama.
d) Konsep implikatur ialah bahwa hanya
beberapa butir saja dasar-dasar implikatur dapat menerangkan berbagai macam fakta/gejala yang secara lahiriah kelihatan tidak atau berlawanan.
Komentar
Posting Komentar